Hari 6
Pagi ini kami diajak Yura dan Yegar untuk mengikuti kegiatan "variety for fun" (waktunya panitia hiperaktif beraksi). Kali ini, peserta dipisahkan menjadi sekitar 4 grup. Kami GoF mendapati di tim kuning. Ada seorang panitia hiperaktif yang menjadi provokator sekaligus pemimpin grup kuning. Dia membawa pengeras suara dan memanas-manasi seluruh peserta. Tidak lama kemudian kita diajari yel-yel, dan mulai bermain.
Provokasi (foto oleh Yegar)!
"We need fast runner, anyone in Yellow??" kata si provokator. Wah kaki saya termasuk yang kuat, saya selalu bertahan dengan baik ketika ada marathon atau sprint di sekolah. Saya dan Reinhart mengajukan diri untuk permainan itu. Permainannya sederhana, ada 2 grup yang bertanding, kita mengejar musuh secara bergantian dan berusaha memukul punggungnya dengan kain kuning yang kita pegang. Setiap waktu, hanya ada seorang pemain dari setiap grup yang berlari, dan harus berlari ke depan, memutar di pembatas, lalu ke belakang. Awalnya saya kira mudah, tetapi para bule ini berlari dengan SANGAT CEPAT. Apalagi ketika berhadapan dengan orang Afrika, waduh larinya luar biasa. Kalau dia karakter dalam game racing, pasti max_speed, acceleration, dan grip-nya mentok kanan. Selain itu, ada permainan dodge ball. Kembali permainan didominasi oleh para caucasian karena ukuran tubuh mereka yang lebih besar dari kami. Ya, bagaimanapun juga saya bersenang-senang dengan permainan itu dan sangat gembira.
Beragam aktivitas di variety for fun 2 (foto oleh Yegar)
Di akhir permainan, grup kuning menjadi pemenangnya! Kami diberi hadiah berupa sebungkus kerupuk udang, seorang dapat satu keping saja hahaha.
Menang! (foto oleh Yegar)
Oh ya, saya bertanya ke Yegar tentang apa yang terjadi kemarin.
"Oh itu, lu belom tau kelanjutannya?". Lalu Yegar menceritakan seluruh kejadiannya:
Setelah bubar, Yegar kembali ditelepon lagi.
T: "Hello, are you partying?"
Y: "Who is this? I am sleepy, I want to sleep"
T: "If you want to know who am I, just go to the balcony right now"
Y: "Okay"
Yegar dan Pit ke balkon, lalu mereka melihat ada laser pointer datang dari balkon yang lain. Mereka adalah kontestan dari suatu negara lain! Kita semua telah ditipu!
Pit dan orang-orang Thailand yang merasa tertipu mengamuk dan segera pergi ke ruangan itu, menggedor pintunya. Mereka tidak berani membuka pintu. Kemudian Yegar berusaha menengahi dan menyelesaikan segalanya dengan damai (meskipun kedua pihak terlihat kurang senang).
Hari mulai siang, dan sudah waktunya untuk acara penutupan. Kami ganti baju menjadi batik dan pergi ke hall. Suasana hall sangat ramai dengan wartawan, dan ketika kita datang para wartawan itu "Indonesia! Indonesia!", semuanya langsung mengarahkan kamera kepada kita karena batik yang kita gunakan. Wah serasa artis.
Pembagian medali pun dimulai, dan para bonek sudah menunggu di depan ruangan. Kami berfoto-foto dengan tim lain, dan mulai membagikan oleh-oleh. Oh ya, kami dibelikan oleh-oleh oleh Bu Inge berupa gantungan kunci wayang dan pembatas buku. Acara selanjutnya adalah farewell party, yang akan dilaksanakan outdoor. Saya makan dan menikmati makanan di Pattaya terakhir yang bisa saya nikmati, kebetulan hidangannya sangat mewah: ikan salmon, udang (besar), cumi, dan makanan berprotein lainnya.
Ketika hari mulai gelap, "party" sesungguhnya dimulai. Seorang kontestan yang kekar dari Armenia mendadak naik ke panggung lalu break dance. Lama kelamaan para bule pun tertarik ke panggung itu untuk clubbing.
Wub wub wub
Saya dan GoF lainnya berbagi oleh-oleh, dan berfoto bersama banyak sekali kontestan. Sesekali kami juga diberi oleh-oleh seperti topi dari Kyrgiztan, topi dari Kroasia, gantungan kunci dari Singapura, perangko dari Taiwan, ... dan sticker Wonder Girls dari Korea. Kami juga bertemu para panitia hiperaktif dan berfoto-foto.
Dengan Prop (foto oleh Yegar)
Dengan Ping (foto oleh Yegar)
Dengan Anna (foto oleh Yegar)
Kami bertemu lagi dengan para kontestan India dan Albania, lalu entah mengapa Mikele mengajak kami bermain adu pengetahuan geografis. Contoh: "where is Turkmenistan?". Permainan tidak berimbang karena dia selalu unggul ketika ditanya tentang Eropa dan kita selalu unggul ketika ditanya tentang Asia.
Bosan bermain tebak-tebakkan, Rupi (kontestan Albania) mengajukan untuk bermain "mafia". Sebutan lain dari permainan ini adalah "werewolf", yaitu permainan yang setiap pemainnya diberikan peran berupa "warga" atau "mafia". Setiap putaran permainan terdiri dari 2 fase, yaitu malam dan siang. Setiap malam, hanya para mafia yang boleh membuka mata dan memutuskan untuk "membunuh" seorang warga. Pada siang hari, semua orang (termasuk mafia) bangun dan mendiskusikan siapa mafia-nya dan siapa yang perlu dibunuh siang itu. Permainan berakhir ketika seluruh mafia terbunuh atau jumlah warga dan mafia sama banyaknya. Permainan berlangsung menyenangkan, dengan orang yang pertama dibunuh mafia selalu Hudi. Suatu ketika, Hudi, Yegar, dan Reinhart dibunuh secara berturut-turut dan Reinhart berkata "What? You always kill Indonesian people!" hahaha
Main Mafia (foto oleh Yegar)
Permainan berlangsung hingga jam 03.00 pagi. Kita bubaran setelah puas bersenang-senang dan tidur.
Hari 7
Waktunya di Thailand sudah hampir habis. Saya merekam seluruh ingatan saya tentang seminggu di IOI dengan mendengarkan lagu baru, supaya ketika saya dengar lagu itu lagi, ingatan tentang IOI ini bisa terulang kembali. Kami beres-beres, pamitan dengan Yura dan Yegar, dan dengan Pattaya.
Foto terakhir yang saya ambil di Pattaya
Rasanya senang sekali seminggu ini sangat berkesan di Thailand. Saya yang tadinya kurang senang karena IOI di Asia Tenggara, jadi berubah pikiran karena ternyata IOI ini sangat menyenangkan. "This is the best IOI for the past 3 years", kata seorang kontestan dari Prancis dan Iran yang pernah ikut IOI berkali-kali. Segala suasana, pelayanan, kegiatan, makanan, dan hiburan yang saya rasakan selama satu minggu itu benar-benar membekas di hati. Pengalaman ini merupakan pengalaman terindah dalam hidup selama ini :')
Namun, rasanya sedih juga karena IOI sudah berakhir. Saya harus kembali ke dunia nyata, dan menghadapi tantangan baru (perkuliahan). Hal-hal itulah yang saya pikirkan selama berada di pesawat, sambil menonton film lawak di layar hiburan. Walaupun kesenangan itu hanya sementara, saya tetap senang dengan pengalaman ini.
Tiba di Indonesia, kami disambut oleh bonek TOKI dan dinas pendidikan. Kami berfoto-foto dan diwawancarai. Setelah itu, kami pergi ke hoka-hoka bento untuk makan malam perpisahan dengan empat besar TOKI 2011. Begitu banyak yang telah saya lalui bersama mereka, dan rasanya sedih juga bahwa seluruh rangkaian perjuangan ini sudah sampai di penghujung. Meskipun masa depan kami sudah tidak menyatu lagi, kami tetaplah empat besar TOKI 2011.
Penutup
IOI 2011 merupakan suatu kesempatan berharga yang saya dapatkan, mulai dari perjuangan sejak OSK, OSP, mendapat medali perak pertama, pelatnas 1 yang suram, mengulang di OSK/OSP lagi, gagal mendapatkan emas, hingga perjuangan di pelatnas 1, 2, 3, dan APIO 2011. Memang, sekecil apapun kita, bila kita berjuang, sebesar apapun cita-cita kita akan tercapai. Saya terharu ketika mengingat kembali masa jatuh bangun perjalanan saya selama 3 tahun ini.Semoga tulisan saya yang panjang ini bisa memberikan gambaran kepada adik-adik kelas, bahwa perjuangan itu memang tidak mudah. Tetapi dengan semangat dan motivasi yang kuat, kita bisa mencapai mimpi kita. Teruslah berjuang!
Perjalanan panjang yang saya perjuangkan ini akhirnya berakhir, dan kini saya adalah seorang alumni TOKI. Saya akan ikut bergabung besama alumni TOKI, meningkatkan mutu pendidikan TIK bagi pelajar Indonesia, dan berkontribusi di bidang pendidikan.
"Welcome to the club" - Brian Marshal
Foto oleh Pembina TOKI
Sekuel kisah perjalanan di TOKI:
Wow.. sangat menginspirasi..
BalasHapuskerenn...
BalasHapus"suatu saat nanti, apakah bisa bergabung dengan mereka?"
suatu saat nanti, apakah aku bisa bergabung dengan kalian?
BalasHapussangat menginspirasi
BalasHapus