Hari 4
Hari kontes kedua telah tiba. Paginya saya makan biasa saja, dan sedikit minum. Untungnya tidak ada masalah apapun untuk masuk ke dalam ruangan kontes. Sesaat sebelum kontes dimulai, "contestants, please shake hand with the the other contestant". Saya dan teman-teman sebangku saling menatap bingung satu sama lain, lalu mulai bersalaman. Rasanya saya lebih percaya diri, dan merasa mampu mengerjakan soal hari kedua ini. Oh ya, apapun yang saya kerjakan hari ini toh tidak akan merubah hasil di hari pertama saya.Saya mulai kontes dengan mengemut cokelat 99% cocoa, lalu membaca soal dengan tenang. Soal hari ini adalah parrot, elephant, dan crocodile. Saya mulai memikirkan solusi crocodile. Selama 2 jam, akhirnya saya berhasil mengerjakannya sampai sebelum 1 subtask terakhir. Karena sudah 2 jam, maka saya pindah ke soal lain, parrot. Untuk soal ini, nilai saya juga lumayan bagus. Saya sudah memikirkan berbagai macam cara, dan tidak bisa meningkatkan nilai itu lagi. Hingga akhirnya tinggal 1 jam terakhir, saya gunakan untuk mengerjakan elephant. Sisa waktu saya gunakan lagi untuk mengejar solusi soal crocodile. Oh ya, selama hampir 3 jam pertama, cokelat yang saya emut itu tetap di mulut (tidak tertelan atau meleleh!), dan menjaga konsentrasi saya.
Kontes berakhir, dan saya menyerahkan segala yang telah saya usahakan ini kepada alam semesta. Ketika saya melihat tabel nilai, SAYA MASUK ZONA PERUNGGU! Meskipun itu di bagian bawah, saya sangat bersyukur bisa berada di daerah tersebut. Saya terharu ingin menangis, dan pergi ke tempat sepi untuk menenangkan diri. Setelah itu, saya makan terus-terusan, sampai kenyang dan terdiam. Entah mengapa saya terdiam.
Hari kontes telah berakhir. Saya rasa teman-teman saya juga sudah melepaskan seluruhnya, tentang apa yang sudah terjadi. Untuk malam harinya, kita diajak untuk pergi ke "Ripley's believe it or not". Sesi ini sebenarnya sesi tidak wajib, tetapi kita diajak untuk pergi bersama Yura dan Yegar karena kebetulan ada orang dalem tempat itu dalam panitia IOI. Kami mengunjungi wahana-wahana seperti rumah kaca, rumah yang lampunya kedap-kedip sehingga gerakan orang menjadi seperti stop-motion (kalau kata Yura, "jep-ajep-ajep"), rumah patung boneka lilin, kerangka hewan, dan sebagainya.
Salah satu yang paling berkesan adalah kita mampir ke haunted house, rumah yang isinya menakutkan. Lukisan di dalamnya mendadak bisa keluar tangan (mungkin tangan robot), bisa ada benda jatuh, dan sebagainya. Yang paling memacu adrenalin adalah saat kami dikejar oleh orang betulan yang membawa gergaji mesin. Benar-benar menegangkan, apalagi bau bensin sebagai bahan bakar gergaji mesin itu benar-benar tercium :)) Menyenangkan sekali jalan-jalan kali ini, saya sangat menikmatinya.
Foto di depan zombie
Bersama Hitler
Bersama orang ganteng
Suten dengan Obama
Selesai dari Ripley's, kami keluar untuk mencari transportasi pulang. Tiba-tiba gerobak penjual makanan lewat dan Yegar berkata "Eh mau makan serangga gak?? Kalo belom makan belom resmi dateng ke Thailand. Udah selesai lomba juga kan?". Dibelilah sekantung belalang goreng dan kepompong entah apa. Saya mencoba makan, rasa belalangnya seperti udang goreng dan kepompongnya seperti kacang merah. Teman-teman yang lain juga memakannya, bahkan kita menawarkan ke orang India. kata Yegar "WELCOME TO THAILAND".
Lihatlah ekspresi kami
Dimakan juga!
Malam yang melelahkan ini akhirnya berakhir. Hari ini sudah terlalu banyak emosi yang saya rasakan, sehingga saya langsung tidur.
Hari 5
Hari ini adalah ekskursi terakhir. Kami pergi ke ancient city. Tempat ini mengandung banyak replika bangunan bersejarah di Thailand, seperti kuil, vihara, atau candi. Kami diterangkan JJ tentang sejarah Thailand, demografi, dan sebagainya.Salah satu tempat yang menyenangkan adalah pasar terapungnya. Di sana saya membeli barang yang sudah sejak dulu saya inginkan (zaman TK), yaitu 15-puzzle! Saya beli dengan harga super murah. Saya juga membeli makanan aneh, yaitu ekstrak bunga entah apa. Kami ditraktir minum chaiyen (dibaca seperti itu), yaitu teh tarik Thailand. Rasanya? NIKMAT SEKALI. Sekali beli kita juga gratis mendapatkan gelas dari tanah liatnya.
Suasana Ancient City
Pasar terapung
15 Puzzle
Chaiyen (foto oleh Jessica)
Kami diwawancarai wartawan!
Saat berada di dalam trem, kami didatangi oleh Pit, guide Italia yang kelihatannya teman baik dari Yegar. Pit bertanya "what is gay in Indonesian?". Lalu Reinhart atau Hudi menjawab "it's maho!". Setelah itu, Pit mulai bergelantungan di ujung trem dan berkata "MAHO! You are MAHO!" ke orang lain sebagai bahan bercandaan. Wkwkwk kelihatannya orang ini juga sedikit something wrong. Kami kira namanya adalah Pete, jadi kami juga bertanya "Do you know what is Pete in Indonesian? It is stinky bean!", lalu dia menjawab "actually my name is Peter", HAHAHA kami tidak percaya.
Makan siang kami dilaksanakan di ancient city. Makanannya sudah semakin Thai, ada tom yam yang semakin kecut dan segar. Selain itu, ada ayam bungkus daun pandan! Saya makan banyak untuk hari itu, karena makanannya terlalu enak. Semakin dimakan, semakin lapar karena nafsu makan makin besar (efek asam pedas dari tom yam).
Setelah itu kami pulang ke hotel Royal Cliff, lalu saya beristirahat sejenak di kamar. Sambil foto-foto, saya diketuk oleh GoF lainnya "mau lihat sunset gak?" Wah baru saja saya terpikir untuk ingin melihatnya, kebetulan lautnya itu di arah barat. Kami turun ke pantai, dan menikmati matahari terbenam sambil berbincang-bincang.
Suasana menjelang malam
Menikmati matahari terbenam
Malamnya ketika saya mau tidur (jam 21.00), saya ditelepon di kamar.
"Goz udah mau tidur?", seperti suara Hudi (ternyata Yegar)
"Hampir, kenapa?"
"Kita ngadain pesta kecil-kecilan nih, mau dateng gak? Ke ruangan ####"
"Boleh, oke gua ke sana ya"
Sesampainya di sana, ada Pit, beberapa orang Italia, dan beberapa orang Thailand. Di depan Pit ada laptop yang sedang menyalakan aplikasi DJ dan memainkan musik. Di meja, terdapat minuman, makanan ringan, dan bir. Orang Italianya berkata "I'll get something louder", lalu kembali dengan membawa dua speaker. Kok bisa ya dia membawa speaker ke IOI?
DJ Pit
Makanan ringan dan minuman *tidak* ringan
Di sana saya hanya numpang makan makanan ringan dan main kartu. Tiba-tiba ada telepon dan Yegar mengangkatnya. Pembicaraanya terdengar serius, dan dia hanya menjawab "ok", "ok", "yeah", "fine". Setelah ada telepon itu, Yegar meminta kita untuk bubar, katanya seseorang tahu ada pesta di ruangan dan itu mengganggu ketenangan. "Takutnya kalian kenapa-kenapa, mending buruan balik dan jangan bilang siapa-siapa". Kami langsung bubar dan saya tidur.
Sekuel kisah perjalanan di TOKI:
Tidak ada komentar :
Posting Komentar