Sabtu, 09 Agustus 2014

IOI 2014 - Taipei (Bagian 2)

Pastikan Anda membaca bagian 1.

Hari 4

Hari ini adalah waktunya ekskursi. Kami akan pergi ke National Center of Traditional Art (NCTA) Taiwan. Awalnya saya kira hanya seperti museum saja, tetapi ternyata jauh berbeda! Tempatnya seperti replika kecil suasana Taiwan, seperti TMII di Jakarta. Ada pertokoan Cina, yang tiap tokonya menjual suvenir berupa kerajinan tangan, makanan, permen, gasing, payung, kuas, dan barang-barang Cina lainnya. Kami juga bisa membuat suvenir kita sendiri, seperti membeli payung kertas yang polos, lalu melukis di payung itu sesuka hati. Jalanan di pertokoan ini juga dilalui penari dengan musik-musik tradisional. Suasananya benar-benar seperti chinatown yang di film-film.

Suasana NCTA

Saya mampir ke beberapa toko, dan membeli kaleidoskop, permen, makanan kering, dan gantungan kunci. Suvenir yang saya buat adalah payung-payungan yang dilukis sendiri dan gelang. Namun karena terlalu banyak peminat gelang, si pemilik toko akhirnya membuatkannya untuk kami sesuai keinginan kita.

Kami juga menonton permainan boneka tradisional. Sayangnya mereka menggunakan bahasa tai-yu (bukan mandarin) yang saya tidak terlalu pahami. Pertunjukan serupa juga ada dalam bioskop 3D. Kami menontonnya dengan kacamata 3D yang memiliki port USB-nya (?). Oh ya, Arash (nama orang Swedia yang kemarin ikut kami jalan-jalan) juga ikut bergabung bersama kami karena kontingen Swedia tidak ikut ekskursi dan mereka memilih untuk bermain kartu di kamar (lho??). Selain itu ada juga vila yang dipamerkan. Terdapat replika ikan koi yang besar. Ternyata ada slot untuk memasukkan koin 10 NTD. Jordan mencoba memasukkannya, dan ternyata keluar sebuah tabung makanan. Kami kira itu makanan dan hampir memakannya, ternyata itu adalah makanan ikan! Pantas saja letaknya dekat kolam ikan.


Permainan boneka po te hi

Foto oleh Radit

Saya dan koi besar

Pada sore hari, kami kembali ke hotel Hyatt dan bersiap-siap untuk GA. Yang dibahas pada GA sama dengan day 2, yaitu daftar calon soal. Kali ini, ada juga pembagian sertifikat APIO 2014 dari Kazakhstan.

Makan malam di Hyatt kali ini kami coba di Ziga Zaga (restoran lain di Hyatt). Menu yang disajikan lebih barat, dan tidak ada nasi. Saya dan Jordan semeja dengan orang-orang dari Portugal, dan kami berdiskusi soal keadaan olimpiade komputer di negara masing-masing. Mereka sangat ramah, dan bercerita banyak tentang Mooshak (mereka penciptanya!).

Setelah makan malam, kami lanjut GA untuk membahas soal-soal. Ternyata diskusinya berlangsung alot karena ada subtask soal yang identik dengan soal practice session IOI 2012. Selain itu ada juga subtask yang dapat diselesaikan dengan bipartite matching (eksplisit dari silabus IOI). Akhirnya, melalui diskusi yang panjang diputuskan untuk tidak merubah soal tersebut. Fase translasi pun bisa dimulai.

Translasi berakhir lebih awal, karena Bu Inge sudah mencicil translasinya. Tinggal kami unggah, revisi, dan proofread saja. Ujung-ujungnya kami selesai jam 00.40 mirip seperti day 2. Saya juga sempat berfoto dengan Fredrik Niemela dan meminta izin untuk posting seluruh cerita yang terkait dengan pekerjaan delegasi di IOI. Semoga saja besok GoF bisa berjuang dan mendapatkan hasil yang terbaik :)

Saya dan Fredrik

Hari 5

Pagi ini saya telat bangun! Bangun jam 9 dan Bu Inge sudah bersiap-siap conference. Saya dan Jordan kemudian sarapan dulu, dan hadir di conference jam 09.30. Sambil menonton, saya memperhatikan perkembangan nilai dari GoF.

Untuk beberapa jam pertama, saya melihat bahwa sebagian besar dari mereka mencoba soal Holiday, yang sebenarnya soal tersulit untuk hari ini. Untuk beberapa jam pertama, tidak banyak poin yang mereka dapatkan. Saya sempat khawatir karena perolehan medali untuk jam-jam awal ini hanya 1 perunggu.

Menjelang jam-jam terakhir, ada banyak hal yang terjadi! Perlahan-lahan, nilai mereka naik terus. Mereka mulai memasuki perbatasan medali perunggu dan tidak. Seluruh media alumni/pembina TOKI yang terlibat untuk IOI 2014 ini heboh, seperti sedang menonton bola. Lalu pada jam terakhir, mereka berhasil mengamankan posisi dan cukup jauh dari perbatasan medali perunggu. Akhirnya, waktu habis dan didapatkan Indonesia 4 buah medali perunggu!

Saya dan Jordan segera menuju TICC untuk menyambut mereka. Rasanya senang sekali bahwa semuanya bisa mendapatkan medali, sehingga rangkaian acara IOI selanjutnya bisa mereka nikmati tanpa beban pikiran dan menyenangkan :)

Sore hari, terdapat GA yang membahas tentang kejadian-kejadian pada kontes. Sempat ada debat tentang lemahnya testcase untuk suatu subtask soal gondola, kesalahan testcase, dan sebagainya. Namun, hasil akhirnya tidak banyak berubah dan hanya mengakibatkan seorang kontestan mendapatkan nilai tambahan sebanyak 16 poin. Tentu saja, tim Indonesia tidak terganggu karena cukup jauh dari perbatasan medali.

GA meeting juga dilanjutkan dengan kampanye pemilihan IS, ISC, dan direktur IOI. Dari seluruh "kampanye" mereka, saya bisa melihat bahwa mereka sangat berdedikasi terhadap kegiatan ini. Suasana seperti ini sangat mirip dengan suasana di ICPC, yang mana panitianya sangat berdedikasi. Tentu saja, suasana seperti ini juga bisa kita temukan di TOKI, hanya beda di skalanya saja :)

Pada malam hari, kami dijadwalkan untuk mengunjungi Taipei 101. Gedung ini memiliki 101 lantai, dan elevator tercepat di dunia. Jadwal kunjungan kami ke observatori lantai 89 adalah jam 19.00, sehingga kami bisa makan malam di food court terlebih dahulu. Kami diberikan voucher 500 NTD untuk makan malam, dan jumlah itu sangat besar! Saya, Jordan, dan Bu Inge berkeliling melihat-lihat makanan, dan ternyata ada banyak sekali yang menarik. Akhirnya saya memutuskan membeli nasi dengan hotplate sotong, daging, telur, dan sayuran yang porsinya sangat besar. Harganya? 170 NTD! Saya masih punya banyak sisa dan saya gunakan untuk membeli es krim green tea dengan kismis dan kuaci (alternatif orang Taiwan untuk almond!?). Rasanya cukup unik, dan harganya? 140 NTD! Saya masih punya sisa uang, tetapi sudah harus segera naik ke ruang observatori.


Makan malam penuh protein

Kami naik elevator yang benar-benar cepat. Terasa sekali percepatan dan perlambatan dari elevator tersebut. Telinga pun segera menyadari adanya perbedaan tekanan udara! Sepertinya nona penjaga elevator di sini awet muda, karena menurut teori relativitas orang yang bergerak dengan kecepatan tinggi mengkonsumsi waktu yang lebih sedikit dari orang yang diam. Hmm mungkin?

Sesampai di lantai 89, pemandangannya sangat spektakuler! Terlihat lampu di mana-mana, dan kita bisa melihat beberapa area Taiwan. Terdapat alat elektronik yang memungkinkan kita memutar informasi tentang pemandangan yang sedang kita lihat. Ada juga binokuler besar yang bisa digunakan dengan memasukkan koin 10 NTD.

Pemandangan yang luar biasa

Saya dan Jordan kemudian naik ke lantai 91, yaitu observatori luar ruangan. Secara mengejutkan, kami bertemu dengan GoF. Setelah melihat-lihat, kami turun dan melihat-lihat hasil ukiran batu mulia. Tentu saja harganya terlalu mahal, dan kami tidak membelinya. Oh ya, melalui koneksi dari Teresa dan temannya, kami bisa turun dari gedung itu dengan elevator "gelap" dan langsung tiba di lantai 1. Saya juga tidak paham sebenarnya apa yang terjadi.

Hari sudah malam, dan kami berbincang-bincang dengan GoF dan Kyrgiztan. Setelah itu kami kembali ke hotel. Rasanya sudah lebih tenang, karena tugas saya sebagai anggota delegasi sudah hampir selesai, setelah dua hari rapat dan melakukan translasi soal. Semoga GoF juga bisa lebih menikmati IOI dan bergaul dengan banyak orang :)

Hari 6

Hari ini kita akan berangkat ekskursi jam 7.30. Kami bangun jam 06.45 dan segera bersiap-siap. Sarapan disiapkan di dalam bus. Saya dan Jordan menaiki bus yang berbeda dengan Bu Inge, karena busnya sudah penuh. Kami makan, lalu tidur di dalam bus untuk waktu yang cukup lama. Ternyata perjalanan kali ini lebih lama dari biasanya.

Sekitar jam 9.30, akhirnya kami sampai di Lugang old town. Komplek perumahan ini memang terlihat seperti rumah-rumah tua. Lumayan menarik untuk melihat-lihat di daerah sini, penduduk lokalnya juga sangat ramah. Setelah waktu siang, kami pergi ke restoran untuk makan siang. Model makannya seperti makan meja lagi, dan makanan yang disajikan TERLALU BANYAK. Kami tidak sanggup menghabiskannya, sama seperti orang-orang di meja lainnya. Apa boleh buat, saya sudah terlalu kenyang untuk makan. Setidaknya yang saya sukai dari makanan itu adalah moluska (entah apa) yang dimasak dengan minyak wijen. Rasanya benar-benar segar, nendang, dan enak. Pada makan siang ini, kami juga mengobrol dengan orang dari Norwegia dan India mengenai proses seleksi dan olimpiade komputer mereka.

Daerah Lugang

Setelah makan kami kembali naik bus, menuju ke Libao park. Ada taman bermain, dan water boom. Saya menyatakannya dengan "water park" dan "land park". Saya dan Jordan memutuskan untuk pergi ke waterboom terlebih dahulu. Di sana kami bertemu Arash lagi, dan dia bergabung bersama kami karena tidak menemukan kontingen Swedia. Kata Jordan "jangan-jangan mereka main kartu di kamar lagi". Tidak banyak wahana di water park ini, dan sebagian besar untuk anak-anak. Ada permainan yang menarik, dan menurut Arash "it's too f*cking dangerous". Kami mencoba "bumper boats" yang mengantrinya lama. Tidak terlalu menarik, tetapi lumayan karena saya belum pernah main ini sebelumnya. Arash pun mengeluh "this water park sucks". Saat kami mau naik perosotan yang lebih tinggi, ternyata harus mengenakan topi renang. Saat ingin naik "lazy river", kami kesulitan mencari pintu masuknya. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke "land park".

Kami mengambil barang di loker, ganti baju, dan saya sadar bahwa kunci loker saya ketinggalan! Saya tidak bisa menemukannya, dan bertanya ke panitia setempat apa yang harus saya lakukan. "Err... I think you should find it...", oh gawat! Mungkin seseorang mengambil kunci itu dan menggunakannya, bagaimana mungkin saya mencari orang tersebut? Akhirnya saya minta panitia untuk bertanya ke petugas kunci loker, apakah ada seseorang yang mengembalikannya. UNTUNGNYA ADA! Oh ya, saya selamat dari masalah ini! Saya, Jordan, dan Arash kemudian pindah ke "land park".
Secara mengejutkan, land park sangat sepi jika dibandingkan dengan Dufan. Saya tidak tahu, mungkin karena sempat gerimis kecil sehingga orang-orang pada pergi. Kami naik kicir2 yang versinya lebih ekstrim, lalu family coaster. Di tempat itu, Arash bertemu dengan orang-orang Swedia, sehingga dia berpisah dengan kami. Saya dan Jordan lanjut naik perahu-perahuan, mengunjungi botanical garden, toko suvenir, lalu menuju tempat makan malam karena memang sudah waktunya.

Tempat makannya sangat mewah, dan seperti biasa, ada terlalu banyak jenis makanan! Makanannya juga tergolong mewah, ada teripang, bebek, moluska laut, dan kepiting aneh. Saya makan segalanya, dan mencicipi setiap jenisnya. Sambil makan, tiba-tiba kami bertemu Arash lagi dan dia mengaku kehilangan teman-teman Swedia-nya. Sehingga dia kembali bergabung dan makan bersama kami. Setelah makan, kami naik bus untuk kembali ke hotel Hyatt.

Kepiting aneh, "I'm afraid I can eat that, it looks like something prehistoric brought back to life" - seseorang dari Latvia

Sesampai di hotel, Arash mengajak kami untuk pergi makan dessert. Katanya, teman dia merekomendasikan ke Taipei 101 dan makan suatu dessert. Saya dan Jordan setuju, dan kami pergi ke Taipei 101. Ternyata desert yang dia maksud adalah kembang tahu. Kami menemukan tempat makanan itu di foodcourt, dan makan. Rasanya seperti tahu biasa, dengan kuah yang manis dan kacang-kacang lunak.

Setelah makan, kami jalan-jalan ke daerah sekitar. Arash bertanya "do you know somewhere fun?" dan tiba-tiba ada mall yang bertuliskan "fun". Kami ke sana, dan ternyata sudah mau tutup. Sehingga kami hanya lanjut berjalan-jalan di daerah sekitar saja, lalu pulang jam 22.30.
Hari esok adalah penutupan, semoga segalanya bisa berjalan dengan lancar dan menyenangkan :)

Makan kembang tahu


ATT FUN, somewhere fun

Hari 7

Pagi ini ada GA yang terakhir, membicarakan tentang kesimpulan IOI dan rencana IOI untuk ke depannya. Saya dan Jordan berangkat ke TICC jam 9 pagi, tetapi melihat segerombolan orang malah kembali ke Hyatt. Kami bertemu Brian Dean, dan kata beliau "TICC is not open, the GA is in Hyatt. By the way, I like your shirt, it's cool". Oh ya, kami memang pakai batik sebagai persiapan untuk penutuan nanti :)

Pada GA ini, saya dan Jordan menjadi lebih mengerti tentang struktur IOI. Ternyata pemilihan tuan rumah itu dilaksanakan 2 tahun sebelumnya, sehingga panitia IOI pada tahun ke-n adalah panitia tahun-(n-1), n+1, dan n+2. Sistem yang menarik, karena membuat orang-orang di tahun berikutnya lebih siap. Selain itu ada juga pemilihan ketua ISC, yang calonnya Richard Peng, Fredrik Niemela, dan Mikal Forisek (misof). Hasilnya, yang terpilih adalah Richard Peng dan Misof! Sempat juga terjadi pembicaraan tentang status negara Iran dan Israel, mengingat IOI 2017 akan dilaksanakan di Iran. Namun semuanya berjalan dengan kesimpulan yang baik. Selain itu, ditetapkan pula host IOI 2018 adalah: JEPANG (oke itu adalah negara Asia, semoga saya lagi yang diberangkatkan).

Saya dan papan negara untuk rapat GA, akhirnya boleh dibawa pulang :')

Pigeon hole kotak surat negara semasa IOI, kami membagi-bagi suvenir lewat sini

Setelah GA kami menghadiri penutupan, dengan berbagai sambutan para petinggi IOI. Saya mengambil banyak foto GoF dari kejauhan, karena ini adalah momen yang sangat jarang mereka alami. Semuanya bergembira dan berfoto-foto. Oh ya, kami bertemu kembali dengan Arash, lalu Jordan memberikan blangkonnya kepada Arash sebagai bentuk kenang-kenangan. Sementara saya memberikan blangkon saya ke Teresa, supaya dia bisa lebih berbaur dengan GoF (karena semua anggota GoF memakai blangkon) dan bersenang-senang pada acara selanjutnya.

GoF dengan medali perunggu

Foto terakhir dengan Arash

Untuk acara selanjutnya, kontestan dan anggota delegasi dipisahkan. Para kontestan akan menghadiri farewell party di NTUST, dan anggota delegasi pergi ke National Palace Museum, makan malam, dan networking party. Pada museum itu, sepertinya ada masalah pada pembagian tour guide, dan grup kami mendapatkan panitia IOI sebagai tour guidenya. Dia kurang bisa bahasa Inggris, dan terlihat kesulitan dalam memberikan pelayanan. Akhirnya Prof Tan (leader dari Singapura) mengambil alih dan menjadi tour guide dadakan.

Prof Tan beraksi

Setelah mengunjungi museum, kami makan di restoran mewah. Kami semeja dengan orang Prancis dan Eropa timur. Makan malam ini tidak kalah mewah dengan makan malam dengan walikota. Awalnya saja sudah ada sebotol wine di meja, dan wine itu BISA DI-REFILL. Seperti biasa, makanannya terlalu banyak! Menu yang saya sukai adalah sup seafood, daging iga, nasi Kanton dengan udang kering lagi. Sambil makan, kami berbincang-bincang banyak dengan orang Prancis (mungkin karena orang Prancis senang makan sambil ngobrol). Kami berdiskusi mulai dari cara seleksi olimpiade, fasilitas pelatihan, sampai hubungan French Fries dengan Prancis (Jordan). Sebelum selesai makan, orang Prancis itu bertanya "Do you know where is the networking party?", "I don't know, actually what is it?", "So you have never been in networking party before, well you must be surprized. Every year they have networking party, but with different names". Oke sepertinya kami akan mencari tahu lebih lanjut tentang ini.

Makan malam terakhir

Selesai makan malam, saya bertemu lagi dengan Arash. Kurang lebih ia bilang "so we are not going to meet tomorrow right? I guess we need to say goodbye right now. We came from very different country, but we bond deeply with each other. Maybe we can meet again someday. Please say my good bye to Jordan". Senang karena dia menganggap kami sebagai teman :')

Sepulang ke Hyatt (jam 22.00), kami bertemu dengan Benjamin "Ben" Burton di elevator. "So are you going to the networking party?" . Kami tidak tahu apa itu "networking party", dan bertanya kepadanya. "Ok, it must be your first time in IOI. So, basically everyone brings their own drinks from their country, and share it with everyone. You should come anyway". Saya dan Jordan iseng pergi ke ruang tersebut, dan melihat beberapa botol miras di meja. "Jor kayaknya acara ini bukan buat kita, ada banyak miras", "iya gua tau kok". Oke setelah itu kami meninggalkan ruangan, setidaknya kami tahu tentang "networking party" ini.

Suasana awal networking party

Berikutnya, Jordan mengajak saya untuk ke pasar malam Shilin naik MRT. Karena sudah sampai di Taiwan, tetapi tidak ada kesempatan ke pasar malamnya! Kami nekad pergi ke stasiun MRT terdekat dengan bertanya-tanya ke orang, lalu naik MRT dari Xiangshan ke Shilin. Sesampainya di sana, sudah jam 23.10. Karena MRT terakhir adalah jam 00.00, saya dari Jordan buru-buru pergi ke pasar malam dan berbelanja dengan kilat. Kami beli kerupuk yang enak, dan barang aneh-aneh di toko bawah tanah yang ternyata sangat besar. Akhirnya kami berhasil kembali dan tidak melewatkan MRT terakhir jam 00.00. Oh ya, kami juga bertemu pelajar Indonesia di dalam MRT, dan mereka memberikan penjelasan tentang rute untuk kembali ke Xiangshan (karena rutenya bercabang dan ternyata kami salah naik kereta). Saya dan Jordan selamat, karena masih ada kereta ke Xiangshan. Kami sampai di Taipei 101 jam 00.50, dan berjalan ke Hyatt.

Naik MRT

Sampai di pasar malam Shilin

Jajanan di sana

Sesampai di Hyatt, kami mampir ke tempat networking party dan melihat lebih banyak orang dan minuman. Ada-ada saja, ada yang membawa jus jeruk, air mineral, sampai alkohol. Setelah itu kami kembali ke kamar dan berberes-beres barang yang ternyata banyak, lalu tidur jam 03.00. Yah, hari terakhir di Taiwan dan besok pagi (sebenarnya pagi ini) kami akan segera berangkat ke bandara.

NETWORKING PARTY!!

Hari 8

Alarm hotel yang saya set ternyata jamnya salah, dan kami telat bangun x(. Untungnya kami sudah berberes pada dini hari, jadi tinggal bangun, ambil barang, lalu turun. Karena hanya tidur 2 jam, saya tidur sepanjang perjalanan ke hotel Fullon untuk menjemput GoF. Sesampai di Fullon, Bu Inge dan Pak Rully turun untuk menghimpun anak-anak dan berpisah dengan Teresa. Saya kembali tidur setelah semua kontingen TOKI sudah di bus, dan bangun ketika sampai di bandara.

Selama di pesawat, saya tidur sambil berpikir. Cukup sedih ketika harus meninggalkan Taiwan, dan seminggu yang menyenangkan ini telah berakhir. Memang begitulah kesenangan duniawi, yang pada akhirnya tetap akan sedih ketika kesenangan itu berakhir. Melihat negara Taiwan yang kecil dan bisa jauh lebih maju dalam hal infrastruktur, saya bingung harus bangga atau sedih dengan Indonesia. Apalagi ketika ada 2 orang Indonesia yang secara sadar menyerobot antrian ke WC pesawat, padahal jelas-jelas badan saya dan Jordan menutup antrian ke depan dan dia menyelip untuk menyalip :| Yah memang masih banyak hal yang perlu diperbaiki di Indonesia, dan saya rasa memang tugas kita yang berpendidikan untuk tetap berbangga dengan pencapaian Indonesia, dan mencegah kesedihan dengan membangun negri.

Kami tiba di Seokarno Hatta jam 14.30, dan langsung disambut oleh kontingen TOKI dan orang-orang direktorat. Kami berfoto-foto, wawancara, dan berbincang-bincang. Obrolan dengan Brian dan Jordan adalah seputar APIO 2015 yang akan dilaksanakan di Indonesia, dan mengenai OSN 2014 yang waktunya tinggal 6 minggu lagi.

Penutup

Selama IOI, saya dan Jordan memanfaatkan waktu untuk mengobrol dengan orang-orang dari negara lain, terutama tentang olimpiade komputer di tempat mereka. Kami belajar untuk tidak malu-malu dan langsung "Hi! I am William/Jordan from Indonesia". Sebagian besar orang yang ngobrol dengan kami adalah orang Eropa. Beberapa hal yang kita pelajari:
  1. Sebagian besar negara yang sedang berjuang untuk IOI memiliki pola seperti TOKI. Ada sekumpulan orang yang secara sukarela mengatur/memberikan pelatihan di tempat mereka. Intinya adalah: sukarela.
  2. Berbeda dengan Indonesia, minat pelajar di bidang olimpiade informatika kadang kurang. Yah mungkin karena penduduk di negara mereka juga tidak banyak.
  3. Untuk beberapa negara, mereka berjuang keras untuk bisa ke IOI. Negara tidak membiayai mereka, sehingga mereka harus mencari sponsor. Bisa dibayangkan bagaimana mencari sponsor SAMBIL melatih sekumpulan siswa, dengan banyaknya sukarelawan kurang dari 10 orang. Oleh sebab itu kadang mereka hanya mengirimkan tiga orang, dan hanya satu anggota delegasi. Saya harus mengatakan bahwa Indonesia sangat beruntung.
  4. Cara melatih atau belajar harus disesuaikan dengan siswa. Saya mendengar bahwa pelatihan di suatu negara hanya beberapa minggu sebelum IOI. Prestasi mereka? Lebih baik dari Indonesia! Saya sampai termenung, membayangkan bertapa kerasnya orang-orang TOKI secara sukarela menyumbang tenaga untuk pelatihan, tetapi bisa dikalahkan dengan negara yang melatihnya kurang seberapa. Mungkin memang harus diteliti lebih lanjut cara pengajaran pemrograman kompetitif kepada siswa di Indoensia yang tepat.
  5. Berkaitan dengan poin sebelumnya, faktor lain yang memungkinkan adalah buruknya infrastruktur di Indonesia. Tidak semua daerah memiliki akses internet dan mesin yang memadai.
  6. Banyak negara lain yang sangat terbuka dengan kerja sama, entah dalam bentuk sparing, berbagi ilmu, dan berbagi sumber daya (seperti sistem grader).

Beberapa saran dari saya untuk kalian yang akan menghadiri kegiatan semacam ini:
  1. Hafalkan hal-hal trivia seputar Indonesia! Seperti berapa banyaknya pulau, jumlah penduduk, pendapatan, dan sebagainya. Setiap kali saya ditanya "How many citizen in Indonesia?", saya hanya bisa menjawab dengan "I don't even remember how many zeros are behind the number!"
  2. Terbukalah dengan orang lain! Jangan ragu untuk menyapa atau mengobrol. Mereka akan senang untuk bertukar pikiran dengan orang dari negara lain.
  3. Jika ada, bawalah kartu nama atau identitas, terutama bila Anda orang penting. Seringkali orang-orang bertukar kartu nama di sini.
  4. Bawalah suvenir! Entah makanan atau pernak-pernik kecil. Saya hanya membawa satu gantungan kunci wayang karena suvenir massal yang saya punya sudah dihabiskan saat WF. Kalau mau ekstrim, mungkin bisa bertukar kostum (batik yang saya pakai dengan kostum yang orang lain pakai).
  5. Foto setiap kegiatan yang Anda ikuti. Catatan perjalanan dan foto adalah kenang-kenangan yang sangat berharga.

Rangkaian perjalanan di IOI ini telah memberikan saya pengalaman yang luar biasa, sebagian besar karena hebatnya sistem di IOI yang bisa menyelenggarakan kompetisi super sportif, spektakuler, dan prestis. Saya semakin senang untuk berkontribusi di TOKI, dan membangun bangsa lewat bidang ini :)

Foto oleh Pak Yugo

1 komentar :

  1. Laporan pandangan mata yang menarik. Bahasa dan cari penulisannya juga enak dibaca... :-). Keep writing... kalau ada kegiatan IOI dan sejenisnya ya.. Terima kasih.

    BalasHapus